KUNINGAN – Budidaya lebah tanpa sengat atau lebah Trigona menjadi primadona dimasa pandemi Covid 19, selain mudah untuk perawatan juga tak bersengat sehingga aman untuk memanfaatkan pekarangan rumah yang kosong. Budidaya lebah ini juga dianggap usaha baru yang sangat menjanjikan ditengah pandemi Covid 19.

Adalah Amar Thohir, warga Desa Bojong Kecamatan Kramat Mulya Kuningan Jawa Barat, pria ini memanfaatkan pekarangan rumahnya yang kosong tidak terpakai sebagai lahan budidaya lebah tanpa sengat.

Jenis yang dibudidayakan kebanyakan dari Tetragonula Leaviceps atau didaerah setempat dikenal dengan nama Teuweul.

Dipilihnya jenis Tertagonula Leaviceps karena banyak terdapat dialam sekitar terutama kebun bambu.

Perawatan pun sangat mudah, cukup menyediakan vegetasi sebagai pakan lebah dan mengontrol sekitar seminggu satu kali untuk menghindari gangguan predator seperti semut, cicak, capung dan hewan lainnya.

Menurut Amar, budidaya lebah tanpa sengat ini dirasa sangat menguntungkan, selain memiliki nilai komersil madunya pun bisa dikonsumsi untuk menjaga daya tahan tubuh dimasa pandemi.

Menurutnya berdasakan hasil penelitian dari berbagai sumber madu teuweul ini lebih besar khasiatnya.

Selain madu lebah teuweul ini juga menghasilkan produk turunan yang tidak kalah manfaatnya seperti propolis dan bee bread atau roti lebah yang juga terkenal sebagai super food yang kaya akan berbagai kandungan yang bermanfaat bagi tubuh manusia.”Selama pandemi ini penjualanya tidak menerima secara langsung,” ujarnya.

Untuk 200 mililiter dibandrol dengan harga Rp 120 ribu, sementara di masa pandemi Covid 19 sekarang ini, pemasaranya dilakukan melalui online, budidaya lebah seperti ini setidaknya menjadi salah satu solusi dan makin diminati ditengah tengah pandemi covid 19.