KABUPATEN CIREBON (CU)— Guna mengisi kegiatan selama bulan ramadhan, para santri Asrama Pondok Pesantren Matholib As-suluk, Kelurahan Kaliwadas, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Mengembangkan budidaya Mangot atau Larva.
Hal ini disampaikan pimpinan Ponpes Matholib As-Suluk, Busrol Karim. Budidaya ini sudah berjalan satu tahunan, Dikerjakan oleh anak-anak santri, selain pendalaman agama mantap juga diajari wirausaha, kendalanya ada di tempat, semakin bertelor semakin banyak jadi butuh tempat yang lebih luas begitu juga dengan tenaga atau SDMnya.
Budidaya maggot ini tambahnya, bermula dari melihat banyaknya limbah organik yang selalu menjadi masalah di lingkungan sekitar. Kemudian para santri mencoba dan memanfaatkanya dengan membudidaya maggot,
“Dijual baru awal-awal ini, sekarang ini masih fokus sama siklusnya, kami menjualnya pergram Rp.6.000, paling banyak dicari buat pakan,” ujarnya.
Sementara itu, dijelaskan salah seorang santri Ponpes Matholib As-Suluk, Cikal Pangestu Ramadhan. Menurutnya lalat BSF yang kerap disebut maggot ini, sebagai alternatif pakan ternak karena proteinnya yang cukup bagus bagi pertumbuhan ternak itu sendiri.
“Panen sehari bisa 3kg, kalo dijual masih by order aja, Maggot ini, alternatif untuk pakan ternak. Tapi hanya sebagai campuran makannya, paling sekitar 30 persen maggot, 70 persen nya makanan biasa, “katanya.
Usaha budidaya ini, lanjut Cikal hasilnya sudah bisa dijual seperti maggot fresh dan telurnya. Biasanya konsumen yang membeli telur maggot itu untuk mengembangkan siklus lalat baf, sehingga bisa panen telur sendiri.
“Tujuannya untuk mengolah limbah sampah organik di sekitaran pondok pesantren, ini juga menjadi kegiatan rutinitas selama Ramadan, dijual baru ke Hajrmaukti, Cirebon timur, Talun, Tegal Gubug,”katanya.
Selain membuahkan hasil dari penjualan telur maggot, suasana di pondok pesantren juga terlihat bersih dari sampah atau limbah organik.
(al / jhon)