KABUPATEN CIREBON (CU)- Sebanyak 15 dai kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) di wilayah hukum Kepolisian Daerah Jawa Barat mengikuti silaturahmi di Mapolsek Gunung Jati Polres Cirebon Kota, Para dai Kamtibmas itu diharapkan dapat berperan aktif dalam menangkal bahaya radikalisme.

Kegiatan silaturahmi diberi tajuk silaturahmi kambtibmas Polsek Gunung Jati dibuka oleh Kapolsek Gunung Jati AKP Abdul Majid SH Jumat (2/4/2021).
Disamping diberikan pembekalan berupa materi-materi kebangsaan, nasionalisme, bahaya radikalisme, ataupun antiintoleransi, para dai kamtibmas juga diajak untuk berperan langsung guna menjaga kambtibmas d wilayah Gunung Jati

“Yang ikut ada 15 orang, jadi dari tiap desa mengirim 1 dai, Pembekalan di sini juga bersifat silaturahmi, biar mereka lebih kompak dan semangat,” katanya.

Ditambahkan, kegiatannya dilaksanakan di aula Mapolsek Gunung Jati . Dengan kegiatan ini ini, mereka jadi berkumpul, bersama, bersatu, dan bersinergi.

Menurut Kapolsek Gunung Jati, AKP Abdul Majid, Jabar merupakan salah satu daerah yang mengalami penyebaran gerakan radikalisme. Oleh karena itu, upaya antisipasi perlu dilakukan sedini mungkin. Salah satunya dengan menggandeng para dai, ulama, atau pendakwah, untuk turut menyebarkan pemahaman akan nasionalisme.

“Pertemuan ini dimaksudkan biar mereka menjadi dai-dai kamtibmas, ulama atau pendakwah yang punya jiwa Islam dan nasionalisme yang baik. Dengan demikian, mereka ini bisa memberikan ketentraman atau kesejukan kepada umat. Soalnya, sekarang ini kan banyak dakwah yang justru meresahkan atau membuat suasana jadi tidak kondusif,” katanya.

 

Abdul Majid berharap, para dai kamtibmas dapat membantu kondusivitas pada masyarakat. Materi-materi yang bersifat provokasi atau dapat menimbulkan intoleransi perlu dihindari, sehingga akar-akar radikalisme tidak bertumbuhan. Para dai kamtibas, kata dia, sebetulnya pun sudah ada sejak bertahun-tahun lalu.

“Dengan ini, kami rumuskan bersama bagaimana tata cara syiar yang baik. Syiar itu harus dengan kesabaran, bukan dengan marah-marah, memprovokasi, atau memfitnah. Nah, dai kamtibmas itu kan suda ada di Polri sejak dulu. Cuma sekarang kami bangkitkan lagi, biar getaran mereka semakin terasa di masyarakat,” katanya.

Dia menambahkan, ke depan kepolisian pun akan mengumpulkan kelompok-kelompok masyarakat lainnya, untuk bersama-sama mencegah bahaya radikalisme. Pasalnya, seluruh lapisan masyarakat perlu memahami bahaya radikalisme bagi keutuhan bangsa.

“Nanti, selain dai, juga akan kami kumpulkan lagi yang lain. Mulai ormas, mahasiswa, budayawan ataupun seniman, sehingga nanti seluruh komponen punya ketahanan individu maupun ketahanan kelompok, dalam rangka mencegah radikalisme, antiintoleransi, atau anti-Pancasila. Tujuannya cuma itu,” tukasnya.