INDRAMAYU (CU) – Lantaran tidak memiliki biaya untuk pengurusan rumah sakit, Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Sukadana, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu harus tertahan di Rumah Sakit China.
Suheni Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebelumnya sempat dikabarkan koma karena penyakit komplikasinya kambuh, menderita asma akut dan infeksi lambung, namun saat ini kondisinya cenderung membaik.
Sudah hampir satu bulan lamanya, Sunenti dirawat di ruang ICU Pudong Hospital Shanghai China.
Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih mengatakan, walau kondisi Sunenti sudah membaik, akan tetapi saat ini ia harus tertahan di rumah sakit karena terkendala biaya.
“Keluarga sebenarnya sudah kirim hampir Rp 67 juta, tapi masih kurang Rp 57 juta lagi,” ujar dia melalui sambungan seluler, Minggu (18/4/2021).
Juwarih menyampaikan, saat mengirimkan uang pertama sebesar Rp 67 juta, keluarga diketahui harus rela menggadaikan rumah di kampung halaman.
Namun, uang tersebut masih tetap kurang, pihak agensi yang ikut merawat Sunenti mengabarkan biaya pengobatan masih kurang sebesar Rp 57 juga lagi.
Dalam hal ini, Juwarih mengakui, Sunenti ini adalah TKW yang berangkat secara unprosedural ke Shanghai.
Sudah sekitar 2 tahun lamanya ia bekerja di sana, namun selama bekerja penyakitnya kerap kali kambuh.
Hingga akhirnya, Sunenti memutuskan hendak pulang ke tanah air, hanya saja saat mendatangi kantor imigrasi, ia langsung koma tak sadarkan diri.
Dalam hal ini, Juwarih menyampaikan, meski tercatat sebagai TKW ilegal, pemerintah seharusnya bisa memberikan bantuan.
“SBMI Cabang Indramayu akan mendorong agar pemerintah baik yang berada di Jakarta maupun perwakilan KJRI Shanghai China bisa membantu,” ujar dia.
(ali s / jhon)