KABUPATEN CIREBON (CU) – Pandemi Covid-19 secara global terdampak pada semua sektor usaha kecil salah satunya pengrajin anyaman tirai bambu di desa Bodesari, kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Sabtu (12/6/2021).
Hal tersebut dirasakan oleh salah satu pengrajin asal Bodesari, Ana Cahya Indah (36) yang merasakan dampak dari pandemi global, dimana pada tahun pandemi pertama hasil produksi anyaman tirainya sepi pembeli, Ana hanya mampu menjual 2 anyaman tirai dalam seminggu.
Dampak pembatasan kegiatan publik mempengaruhi penjualanya, pasalnya pembeli dari luar kota tidak bisa keluar masuk untuk datang membeli di kiosnya.
“Dampak lockdown pada pandemi tahun pertama, produk kita sepi pembeli pasalnya pembeli yang kebanyakan dari luar kota tidak bisa datang ke kios langsung akibat pembatasan,” katanya.
Di tambahkan Ana, di kios anyaman tirainya ini biasa memproduksi berbagai jenis anyaman tirai dari bahan bambu, kayu dan terbaru dari bahan pvc tentunya dengan harga berbeda.
“Kami disini langsung pengrajin, memproduksi berbagai jenis dan bahan mulai dari bambu, kayu dan pvc. Harga tergantung model mulai dari 50 ribu hingga 500ribu,” ungkapnya.
Ana mengungkapkan pada saat ini produksinya sudah mulai bangkit kembali, biasa menjual 2 -3 kini dalam sehari ana bisa menjual produksi tirainya bisa sampai 20 tirai.
Anyaman tirai yang di produksinya biasa di jual di wilayah cirebon dan luar kota cirebon seperti Tangerang, Jakarta dan Surabaya.
“Alhamdulillah sekarang sudah mulai agak ramai, tidak seperti sebelumnya, para pembeli dari luar kota juga mulai pada datang untuk membeli” pungkas ibu dengan dua anak ini.
Editor : Jhon